Kamu masih diam membigu. Terlihat kebingungan yang
mempersempit waktu. Celah pintu, kamu sengaja tutup untuk orang yang ingin
masuki hati kamu. Senyap senyap suara dia masih mengiang pelan tapi jelas di
sela sela telingamu.
Dia pernah mengucap apa hingga kamu terpuruk lemah
sebegininya? Dia pernah bilang sayang sama kamu? Dia pernah berjanji yang lebih
lebih ke kamu? Begitukah?
Kamu masih belum mendapat tebusan dari janji dia yang lebih lebih
itu kan? Mungkin kamu yang sekarang sedang bergumam janji itu bukan fiksi.
Berharap janji yang kebahagiaannya bakal terhampiri, lambat lambat tergambar
pasti.
Melepas sesuatu yang menurutmu penting memang sulit. Sesulit
memudarkan ego yang terlanjur berselaput dengan perasaan. Ego-mu berpihak untuk
bertahan, sedangkan ego-ku berpihak untuk merelakan.
Sekarang, dengarkan; Mau sampai kapan? Terunggah unggah
payah hingga krisis rasa? Petualangan luka yang kamu dapati dari dia ternyata
belum memberi efek jera buat kamu untuk berbenah move on. Mau sampai kapan?
Hati kamu gelap, pikiran kamu mendung, telinga kamu tertutup, bibir kamu
berkerut, mata mu berubah sayu?
Beginikah hidup kamu sekarang? Tercompang camping tertekan
keadaan, termakan perasaan, tersakiti tak bisa merelakan? Air mata kamu sulit
terbantahkan keluar. Senyum yang susah payah kubuat, kamu rusak dengan
pengabaian.
Sudah ku kumpulkan, hati kamu yang bercecer berantakan.
Sekarang kumohon…. Tersenyumlah.
Apa kamu ga lelah? Kamu lebih taat untuk
bertahan, daripada berniat untuk move on.
0 Komentar:
Posting Komentar