UTS sudah menginjak
di hari ketiga. Kalau di hari sebelumnya gue banyak menggantungkan jawaban
dengan orang lain, di hari ketiga gue harus berubah. Oleh karena dorongan
semangat itulah, semalaman penuh gue jungkir balik belajar fisika. Teringat
salah satu kata - kata Ibu Kartini yang Habis
Gelap, Terbitlah Terang, tapi gue ubah menjadi Habis Kimia, Terbitlah Fisika.
Lembar demi lembar
catatan gue baca. Latihan soal demi soal gue kerjakan. Rumus demi rumus gue
catat ulang. Gue adalah tipe orang yang takut jatuh di lubang yang sama. Mata
pelajaran yang diujikan pada UTS di hari ketiga adalah Bahasa Inggris,
Kewirausahaan, dan terakhir Fisika. Dan gue berjanji akan berusaha yang terbaik
untuk tiga mata pelajaran itu.
"Daripada
dapet jawaban dari temen yang belum tau bener apa enggak, lebih baik belajar
dan percaya dengan jawaban sendiri", pikir gue saat itu sambil menghitung
tekanan kedalaman benda yang sedang dicelupkan.
Keesokannya, seperti
biasa pukul 6 pagi gue mulai berkemas diri seperti mandi, sarapan, merapihkan
alat tulis, manasin motor, kemudian berangkat. Oh iya, pagi itu ada kejadian
sial yang menimpa gue. Saat selesai mandi, pintu kamar mandi di rumah gue tiba
- tiba macet dan gak bisa dibuka. 10 menit gue terjebak dalam ruangan itu. Gue
berusaha manggil - manggil nyokap dari dalam ruangan, padahal nyokap gue lagi
keluar untuk beli sarapan. Anggota keluarga gue yang lain juga pada masih
tidur. Jadilah gue sendirian terkunci di kamar mandi.
"Eh?
Kok gak bisa dibuka?", gue heran dalam hati. Makin lama,
keheranan gue menjadi kepanikan. Biasanya sih tinggal tarik pintunya, pintu
kebuka, terus keluar. Tapi waktu itu pas gue tarik, pintunya malah ketahan. Gue
dorong, malah makin ketahan. Issh, kampret.
Gue menggedor - gedor
pintu, tanda bahwa gue sedang terjebak dan butuh pertolongan. Namun gak ada
satu pun jawaban. Gedoran gue makin keras, tapi gak ada respon juga. Saat itu
gue seperti di adegan film - film Holywood, dimana si jagoannya lagi
dikurung sama salah satu mafia dan berusaha melepaskan diri. Bedanya gue
dikurung di kamar mandi.
Setelah cukup lama
tertahan di kamar mandi, akhirnya gue menyadari sesuatu.
OH! Pintunya kan
masih dikunci, pantesan aja gak bisa dibuka. Ini sih otak gue yang macet bukan
pintunya. Kemudian, gue keluar dari kamar mandi seolah gak terjadi apa - apa.
. . .
Gue telat saat tiba
di sekolah. Begitu gue masuk ke ruang ujian, pengawas sudah hadir dan siswa
lain sudah mulai mengerjakan soal. Gue jadi teringat sama nasihat nyokap tempo
dulu. Nyokap gue bilang "Wan, kamu kalo
lagi di kamar mandi jangan sekali - kali dikunci pintunya. Orang lain juga gak
bakal mau ngintip! Kalau kamu tetep lakuin, kamu bakal menyesal".
Waktu itu sih gue acuh aja sama nasihat nyokap. Tapi sekarang gue mulai
mengerti alasan kenapa nyokap bilang seperti itu. Gue merasa durhaka.
Kemudian, gue meminta
lembar LJK serta soal kepada pengawas dan menuju tempat duduk. "Gue telat berapa menit ya?", gue
mengira - ngira dalam hati. Setelah mengisi nama pada LJK, gue berpindah ke
soal ulangan. Soal bahasa inggrisnya cuman ada 20 PG (Pilihan Ganda) dan 5 essay
(tertulis).
Selama mengerjakan
ulangan bahasa inggris, gue gak menemukan kesulitan yang berarti. Baru kali ini
aja sih, gue mengerjakan ulangan bisa sambil cengengesan sambil pelintir -
pelintir kumis. Selama belajar bahasa inggris, tahun ini gurunya lumayan
kompeten untuk mengajar. Guru bahasa inggirs gue tahun ini begitu perhatian dan
sabar dalam memberikan materi. Termasuk sabar mengatasi siswa seperti gue.
Pernah suatu ketika,
saat guru bahasa inggris gue mengajar, Beliau menulis di papan tulis "May I borrow your pencil?". Namun
karena mata gue minus hingga jarak 700 meter, gue membaca apa yang Beliau tulis
menjadi "May I borrow your penis?".
Semenjak kejadian itu, gue udah gak berani baca tulisan di papan tulis.
Ulangan bahasa
inggris selesai dengan cepat dan sesuai dengan yang diharapkan. Perkiraan gue
untuk nilainya sih antara 80-90, hehehe. Begitu yakin banget ya?
Selang 15 menit, tiba
waktunya untuk ulangan selanjutnya. Ulangan selanjutnya adalah mata pelajaran
Kewirausahaan, yang katanya adalah mata pelajaran khusus untuk siswa SMK.
Pengawas mulai masuk
ke ruangan ujian masing - masing. Di ruang gue, pengawas yang bertugas sekarang
adalah salah satu Guru PKn. Semenjak ulangan itu, gue membuat kesimpulan bahwa
pengawas guru PKn jauh lebih kampret dibanding pengawas Guru BK.
Kalau di hari kedua
kemarin gue mendapatkan giliran pengawas Guru BK dan doi menyita ponsel Blackberry
milik siswa kelas sepuluh, pengawas di hari ketiga juga sama nyebelinnya.
Pengawas Guru PKn ini juga menyita ponsel siswa kelas sepuluh, bedanya ponsel
yang doi sita adalah Smartphone.
Selain itu, gak ada
satupun siswa yang bisa lolos dari perhatian si pengawas. Geser bangku sedikit,
diliatin. Minjem penghapus ke bangku sebelah, diperhatiin. Kemudian gue
berpikir kalau nih pengawas ngelamar kerja di Pos Keamanan, pasti bakal
langsung diterima, percaya deh. Doi pasti akan mendapatkan tugas yang amat
mulia, yakni jadi CCTV.
Waktu mengerjakan
ulangan menjadi semakin sempit. Pengawas ini kayaknya udah hapal banget sama
gerak - gerik siswa yang pengen nyontek. Belum sempet nengok aja, siswa yang
pengen nyontek tersebut langsung dipelototin sama dia. Merasa dirinya sedang
dalam ancaman, nyali untuk menyontek pun sirna begitu saja.
Ulangan Kewirausahaan
akhirnya selesai dengan penuh rasa kekhawatiran. Banyak jawaban - jawaban yang
gue tulis secara asal - asalan. Fiuuhh...
. . .
Tiba waktunya untuk
ulangan Fisika. Gue berharap gak ada lagi pengawas Guru BK maupun Guru PKn.
Untuk jaga - jaga apabila gue lupa dengan materi, kembali gue membuat catatan -
catatan seperlunya dan ditaro di kolong meja.
Pengawas pun masuk ke
ruangan ujian. Kali ini pengawasnya adalah salah satu guru produktif di kelas
gue. Kalau secara penampilan, pengawas kali ini adalah tipe pengawas yang
nyontek-able. Tapi tunggu dulu, bukankah gue sering keliru dengan
penampilan luar?
Setelah lembar LJK
serta soal dibagikan ke setiap siswa, pengawas tiba - tiba membacakan
peraturan. Dia bilang "Peraturan dalam
mengerjakan ulangan sangat banyak, namun saya tidak akan membacakannya satu per
satu. Saya akan membacakan intinya saja. Yakni, selama ulangan berlangsung,
dilarang berisik dan dilarang ketahuan."
Seluruh siswa merasa
paham apa yang dimaksud. Artinya adalah kita diperbolehkan nyontek asal jangan
berisik sama ketahuan. Cerdas!
Gue tadinya mau
meralat peraturan yang dibikin sama pengawas. Peraturan versi gue adalah "Dilarang menyontek tapi boleh ngeliat jawaban punya
temen", tapi gue takut bakal dibawa ke ruang panitia.
Teng! Perang
Ulangan fisika dimulai!
Soal fisika yang
diujikan berjumlah 20 soal PG (Pilihan Ganda) dan 5 soal essay
(tertulis). Selama mengerjakan soal pilihan ganda, gue mampu menjawab hampir
keseluruhannya. Hitung - hitungan ala fisika yang rumusnya rumit namun
jawabannya seuprit, ternyata hanya keluar sedikit. Kebanyakan yang keluar di
dalam soal adalah pernyataan - pernyataan oleh para ilmuwan seperti Hukum Pascal, Hukum
Archimedes, dan ada juga Persamaan
Bernouli.
Dari sini gue mulai
paham bahwa peranan para ilmuwan sangatlah penting sebagai dasar dari suatu
teknologi yang ada pasa masa sekarang. Bayangkan saja jika Om Archimedes gak
menemukan sistem mengapung, melayang dan tenggelam. Mungkin kita gak akan
mengenal yang namanya kapal laut dan kapal selam. Karena konsep pembuatan
keduanya adalah berasal dari Hukum Archimedes.
Hal yang sama juga
terjadi pada Persamaan Bernouli. Kalo aja si Kakek Bernouli gak iseng mencoba
penemuan, mungkin sampai sekarang kita gak akan mengenal apa itu pesawat
terbang. Karena sesuatu yang besar berasal dari sesuatu yang sederhana, karena
suatu tindakan kecil adalah penyebab tindakan besar. Azeg!
Gue juga belajar
sesuatu dari ilmu fisika dan menerapkannya pada masalah percintaan. Salah
satunya adalah Hukum Ketiga Newton
yang berbunyi "Jika kita memberikan gaya
(aksi) kepada suatu benda, maka benda itu juga akan memberikan gaya (reaksi)
yang sama besar".
Nah, gue membuat
kesimpulan dan menamakannya sebagai Hukum Irwan
yang berbunyi "Jika kita memberikan aksi
(berupa perhatian, berperilaku baik) kepada gebetan, maka gebetan akan
memberikan reaksi (berupa perhatian juga). Kalo doi gak membalas, berarti ada
dua kemungkinan: Kesatu, dia gak peka. Kedua, dia gak suka"
(PS: Nyontek sedikit sama kata - katanya Bang Oka).
ahaha..nasehat ibunya itu lhoo..
BalasHapusdan kenapa ada hukun Irwan.. hahahaa
Iya nyokap gue emang kadang suka ngeledek :))
Hapusweheheheh ~~\o/