Harap Tenang, Sedang UTS [Hari Terakhir]


Hari terakhir UTS adalah hari favorit semua siswa yang sedang menjalaninya. Lagi - lagi gue iri sama siswa jurusan lain. UTS mereka sudah selesai dari hari kemarin, yang artinya mereka cuman menjalani UTS selama 4 hari saja. Sedangkan gue, hari ini masih menjalani UTS untuk dua mata pelajaran lagi. Betenya lagi adalah UTSnya berlangsung di hari Sabtu. Padahal biasanya hari Sabtu itu jadwal tidur gue dari tengah malam sampai tengah siang bolong.


Pukul setengah tujuh pagi gue sedang berkemas, lengkap dengan seragam putih abu - abu rapih dan dasi yang telah melingkar di leher. Sedangkan anggota keluarga gue yang lain masih pada tidur pulas. Whaat the kampret! Pagi - pagi gue udah buru - buru dikejar waktu, sedangkan yang lain masih leyeh - leyeh di tempat tidur. Gue jadi merasa asing karena hari ini yang menjalani kesibukan hanya gue seorang. Di lain kesempatan, anggota keluarga gue yang lain masih adu ngorok. 
"Oh Tuhan, kuatkanlah iman hamba" gue bermohon sambil menelan sarapan.

. . .

Pukul tujuh kurang lima menit, gue pamitan dengan nyokap untuk bergegas berangkat ke sekolah. Jarak rumah gue dengan sekolah cukup dekat. Gue hanya menempuh limat menit untuk sampai ke sekolah.
Sesampainya di sekolah, gue langsung menuju ke ruang ujian. Ruang dimana di hari pertama hingga hari terakhir sebagai tempat gue mengerjakan ulangan tiap ulangan.

Di ruangan lain, siswa - siswa yang masih menjalani UTS masih berada di luar ruanganya masing - masing. Sementara di ruangan gue, sudah terdapat pengawas yang sedang mempersiapkan lembar soal dan LJK. Begitu gue masuk, ternyata bangku - bangku masih pada kosong. Banyak siswa yang telat. Ya wajar aja sih, akhir pekan gini siapa juga yang pengen beraktivitas pagi - pagi kalo gak ada hal yang penting? 
Gue langsung duduk sambil menunggu pengawas melakukan tugas pertamanya.

Begitu lembar soal dan LJK dibagikan oleh pengawas, mata dan tangan gue langsung berkerja. UTS hari terakhir ada pelajaran IPA dan PLH (Pendidikan Lingkungan Hidup). Sebenernya sih, materi dari dua mata pelajaran ini saling berkaitan. Materi dari pelajaran IPA adalah mengenai alam, sedangkan PLH tentang lingkungan hidup. Bedanya sih mungkin ada, tapi gak terlalu signifikan. Alias materi dari dua pelajaran ini sebelas—dua belas lah.

Ini dia! Saatnya mengerjakan!

Gue membaca soal dan mengisi jawaban secara berurutan. Secara detail, gue gak terlalu ingat sama soal - soalnya. Satu soal yang gue ingat adalah "Apa yang dimaksud polutan?". Pikiran gue langsung tertuju dengan kentut, khususnya adalah kentut gue sendiri.

Pernah suatu ketika temen - temen gue lagi ngumpul di dalam kamar gue. Suasana saat itu lagi panas, karena matahari terus bersinar lebih terik hingga panasnya menembus atap rumah gue. Bertepatan dengan itu, tiba - tiba perut gue mulai memberontak. Kayak ada sesuatu yang tertahan dan harus dikeluarkan. Selang tiga menit kemudian, rasa mules yang terjadi di dalam perut gue berubah menjadi pelepasan gas mahadahsyat yang kita kenal sebagai kentut.

"Pssshhh.." suara kentut gue, lirih, menebar marabahaya. Saat itu hanya gue dan Tuhan yang menyadari kalo gue baru saja melepaskan gas yang bisa bikin Bumi mengalami kekeringan.
"Siapa nih yang ngentut? Baunya gak nanggung - nanggung!" sahut salah satu temen gue.
"Iya nih. Bangke tapir aja kalah" yang lain menimpali.
Ternyata kentut gue sudah berhasil mengendap pelan - pelan tanpa ketahuan ke seluruh ruangan.
"Gue yang ngentut, men.. Hehe" gue, kalem.
"Buset.. lu abis nenggak racun?"
"Kelepasan, men. Hehe"
"Ah, gue keluar dulu dah. Gue masih pengen hidup dan mengejar cita - cita jualan cendol di Inggris" protes salah satu temen gue sambil keluar ruangan
"Iya, gue juga!" yang lain menimpali sambil ikut keluar ruangan.

Kembali pada soal, gue mengosongkan jawabannya dulu dan membaca soal yang lain. Soal - soal yang diujikan kebanyakan terus diulang. Jadi waktu mengerjakan ulangan IPA selesai dalam dua puluh menitan, masih tersisa empat puluh menit dari waktu yang telah ditentukan. Tanpa menunggu lama, siswa - siswa mengumpulkan LJK kepada pengawas kemudian keluar ruangan untuk menunggu ulangan selanjutnya.


15 menit kemudian, ulangan terakhir di hari terakhir UTS segera dimulai. Pengawas mulai datang dan masuk ke ruangan ujian. Tanpa menunggu lama, pengawas langsung membagikan lembar LJK dan soal kepada masing - masing siswa. Kembali, mata dan tangan gue yang berkerja. 
Beda dengan siswa yang lain, gue adalah tipe orang yang gak banyak omong saat ngerjain ulangan. Mau nyontek pun juga, gue lebih milih liat langsung jawaban orang lain ketimbang nanya jawaban kepada orang lain selagi bisa. Bukan, bukan karena gue gak percaya dengan apa yang didengar, tapi ini merupakan kebiasaan.

Langsung saja! Saatnya mengerjakan!

Sama halnya dengan ulangan IPA, gue membaca dan menulis jawaban secara berurutan karena tidak menemukan kesulitan selagi mengerjakan soal. 10 menit ulangan berlangsung, gue udah selesai menjawab seluruh soal PG (Pilihan Ganda). Menurut gue sih gue pasti mudah mengerjakan ulangan mata pelajaran ini. Gue kan manusia, makhluk hidup yang juga memiliki peranan terhadap lingkungan hidup. Gue hanya perlu menjawab soal dengan keadaan lingkungan yang gue alami dan ketahui. Masa sih soal - soal yang berkaitan dengan hal - hal yang sering gue jumpai gak bisa gue jawab?

Ulangan PLH telah selesai dan gue berniat untuk segera mengumpulkan kepada pengawas. Gue mengecek jawaban gue sendiri, apakah masih ada soal yang belum terjawab atau tidak, apakah tulisan dari jawaban essay yang gue tulis jelas atau enggak. Dan gue menemukan jawaban yang janggal, lebih tepatnya salah nulis kata.
Di jawaban essay nomor 3, disitu tertulis "....Menurunnya kualitas perhatian yang menyebabkan krisis pangan.....". Gue bingung. Perhatian sama pangan apa nyambungnya? Setelah gue mikir, ternyata gue seharusnya menulis 'pertanian' bukan perhatian
Oh, jadi gini efek dari kelamaan gak punya pacar. Mau nulis pertanian malah jadi perhatian. Yassalam.

Setelah membenarkan jawaban yang sempet keliru, akhirnya lembar LJK gue kumpulkan kepada pengawas. Beberapa temen gue juga sudah mulai mengumpulkan kemudian keluar ruangan. 
Hari terakhir akhirnya usai. Semuanya merasa bebas dan gak kuatir dengan hari - hari selanjutnya. Merasa bebas karena tak perlu mengkhawatirkan apakah ulangan besok sulit atau enggak, apakah ulangan besok bisa nyontek atau enggak, dan apakah pengawas yang mengawas berlangsungnya ulangan nyebelin atau enggak, karena UTS telah selesai.

8 Komentar:

  1. rindu juga dengan suasana UTS... ngerjain soal, nyoba ngasi jawaban ke teman (gue ga nyontek, tapi rajin memberi contekan, walau kebanyakn salah), di Arsitektur mah UTSnya ga begitu, lebih nyeremin dari sekedar ngerjain soal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nyeremin? ngerjain UTSnya sambil dipangku sama setan gitu? .___. *digetok*

      Hapus
    2. ga, tapi kita jadi setannya. aktif sepanjang malam. Hari UTS tugasnya berlipat sesuai jumlah dosen, kayak di materi Merancang, itu dosennya ada 8, berarti satu mata kuliah itu ada 8 tugas sebagai syarat ikut UTS. dan ujian UTSnya sama kayak orang lagi sidang, diserang ke8 dosen.

      Hapus
    3. Wah ini namanya mimpi buruk! :|
      malem - malem ngerjain delapan tugas dan belom lagi paginya diserang 8 dosen dari delapan pelajaran semalam. Err..

      Hapus
  2. "Pssshhh.." --> Kentut paling cetar, tapi gak kedengar.
    "Proooottt.." --> Kentut paling ke dengar, tapi gak bau

    Begitulah hasil penelitian gue selama hidup di dunia. Huahahahah ~~

    BalasHapus
  3. Hari terakhir UTS selesai itu berasa dikasihtau kalo kita abis menang lomba. Legaaaa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama kayak ngelepas kentut tanpa ketahuan, legaa juga ~~\o/

      Hapus