FILM : 500 DAYS OF SUMMER |
Junaedi telah berniat untuk menembak Jubaedah—gebetan sekaligus temen sekelasnya saat di sekolah. Selama ini, Junaedi memang lagi deket dengan Jubaedah. Kedekatannya berawal dari Jubaedah yang meminjam pulpen kepada Junaedi dan kemudian tidak dikembalikan. Karena tidak dikembalikan, mental pedagang Tanah Abang Junaedi keluar saat Ia meminta pulpen yang dipinjam oleh Jubaedah.
"Hey, Jubaedah! Kau belum mengembalikan pulpen yang kau pinjam kemarin. Macam mana pula kau! Cepat kau kembalikan sekarang!" Junaedi berseru, nada bicaranya memang sok dibatak-batakin.
"Oh iya, maaf ya, Junaedi. Kemarin pas aku mau balikin ke kamu, kamunya lagi serius ngisi TTS, jadi aku takut ngeganggu deh" balas Jubaedah dengan lembut sambil mengembalikan pulpen yang kemarin Ia pinjam.
Junaedi langsung menerima pulpen yang Ia terima kemudian memeriksa apa pulpen tersebut benar miliknya atau bukan. Kemudian Ia bilang "Ini bukan pulpen Beta! Pulpen Beta seharusnya ada bekas gigitan tumpul diujungnya, karena Beta suka gigitin ujung pulpen pake gigi geraham" nada bicara Junaedi berubah menjadi nada bicara rakyat NTB yang sedang mengincar kawanan rusa.
Jubaedah tersentak mendengar ucapan Junaedi. Saat itu Ia langsung memeriksa tempat pensil miliknya dan mencari pulpen milik Junaedi. Setelah lama mencari, pulpen yang dimaksud tidak ketemu juga. Jubaedah langsung memberitahu berita pahit ini kepada Junaedi secara langsung
"Maaf ya Junaedi, pulpen kamu kayaknya hilang. Maafin aku yang lalai karena membuat pulpenmu hilang. Hiks... hiks.." Suara Jubaedah sedikit sesak, pertanda ingin menangis.
Mendengar balasan Jubaedah yang ingin menangis, Junaedi pun merasa iba dan tidak tega. Ia langsung berusaha menenangkan Jubaedah lalu berkata "Ya, tidak apa - apa Jubaedah. Beta akan memaafkan kau asal kau tidak menangis" kemudian Junaedi mengelus perlahan punggung Jubaedah.
"Terimakasih Junaedi. Junaedi baik sekali" balas Jubaedah sambil melempar senyuman ke arah mata Junaedi.
Semenjak kejadian itu, Junaedi berfikir bahwa Jubaedah adalah perempuan yang menarik. Junaedi mulai mendekati Jubaedah setiap hari. Bahkan, Ia sering memberikan perhatian kepada Jubaedah lewat pesan SMS. Perhatian Junaedi berupa peringatan - peringatan seperti jangan lupa makan, jangan lupa solat, jangan lupa mandi, jangan lupa tidur, jangan lupa kumur - kumur, dan jangan cebok pake kaki kanan. Selain sulit dilakukan, agama juga melarang untuk cebok memakai kaki kanan, kalo pake kaki kiri mungkin boleh.
Selama menjalani masa pendekatan itu, Junaedi dan Jubaedah menjalani komunikasi yang cukup erat sehingga membuat keduanya menjadi saling nyaman. Junaedi pun sadar, Ia semakin merasa bahagia bila didekat Jubaedah. Semenjak munculnya kehadiran Jubaedah pada kehidupan Junaedi, pikiran Junaedi bukanlah lagi soal hutang, melainkan tentang Jubaedah, Jubaedah, dan Jubaedahlah seorang. Junaedi pun sadar bahwa Ia telah jatuh cinta kepada Jubaedah, dan hal itu lah yang selama ini membuat hidup Junaedi berubah.
Junaedi adalah pria yang selalu merasa tidak pernah bahagia dan sering kesepian. Ia dari kecil selalu didoktrin dengan hal - hal, cerita - cerita, lagu - lagu dan film - film tentang bahagianya memiliki seorang pasangan yang mencintai dirinya. Oleh karena itu, Ia sangat yakin bahwa bahagia akan datang menghampirinya ketika Ia telah menemukan orang yang tepat. Maksudnya adalah orang yang benar - benar mencintai dirinya, dan Ia yakin bahwa orang itu adalah Jubaedah.
Maka di sinilah Ia sekarang, tepat di depan tempat duduk Jubaedah dan berdiri mematung. Di belakangnya telah terdapat sekotak box kecil berisi pulpen yang sedang Ia genggam. Ia berniat akan memberikannya kepada Jubaedah saat Ia menyatakan perasaannya. Setelah Ia mempersiapkan mental dan rasa percaya diri, Junaedi pun duduk di sebelah Jubaedah.
"Maaf Edah, aku mau ngomong sesuatu sama kamu" Junaedi membuka suara.
"Iya, ada apa ya Junaedi? Pulpen kamu yang sempet hilang itu udah aku temuin. Ternyata waktu aku pinjem, gak sengaja pulpennya ketelen. Pas aku pup, pulpennya nongol lagi dan masih utuh"
"Ugh.. Bukan soal pulpen. Soal yang lain"
"Soal yang lain? Maksudnya? Emang kita lagi Ujian Nasional?"
Nampaknya Jubaedah ini adalah seorang perempuan yang amat sok tau dan amat sangat oon.
"Ugh.. Bukan itu juga. Ehem.. jadi begini, kita kan udah saling deket selama ini. Kalo gak salah sih selama 1 bulan lebih 1/4 hari. Aku ngerasa nyaman sama kamu. Kamu itu baik, lucu, dan manis. Buktinya kamu sering digigit semut rang - rang, karena kamu itu manis. Dan rasanya, aku mulai punya perasaan sama kamu. Aku jatuh cinta sama kamu. Kamu mau gak jadi..." ada jeda sedikit setelahnya untuk efek dramatis, kemudian dilanjutkan dengan sedikit penekanan "...pacar aku? Ini ada sekotak pulpen untuk kamu agar cintaku diterima" Junaedi mengutarakan perasaannya dengan penuh percaya diri.
Jubaedah terdiam, lalu menunduk. Entah merasa bingung atau merasa malu, karena jika sebagaian perempuan lain ditembak dengan sekotak coklat atau sekuntum bunga, Ia malah ditembak dengan sekotak pulpen. Tak lama kemudian, Jubaedah mengangkat wajahnya lalu menjawab
"Maaf ya, Junaedi. Aku belum siap untuk jadi pacar kamu. Aku hargai semua perasaan kamu dan segala perhatian darimu. Namun aku hanya menganggapmu sebagai teman saat ini, tidak lebih. Untuk hadiah ini, aku hargai pemberianmu sebagai kegigihan kamu untuk menyatakan perasaan. Dengan ini, aku pun tidak perlu lagi meminjam pulpen denganmu. Terimakasih Junaedi, kamu baik sekali"
Junaedi membalas jawaban Jubaedah dengan senyuman meski perasaannya telah hancur. Ia tidak akan bertanya mengapa Jubaedah belum siap, karena Junaedi percaya bahwa suatu saat Jubaedah akan menjadi miliknya.
Setelah kejadian itu, mereka menjalani hubungan pertemanan mereka seolah tidak terjadi apa - apa. Mereka tetap peduli dan perhatian dengan satu sama lain. Dan Junaedi pun tetap menanti kesiapan Jubaedah.
Suatu hari, kabar tak sedap terhirup oleh telinga Junaedi. Ia mendengar kabar bahwa Jubaedah telah memiliki pasangan, dan pasangan yang dimaksud bukanlah Junaedi, karena Junaedi tidak mengetahui apapun. Satu - satunya yang Ia ketahui adalah pasangan tersebut adalah orang lain, bukan dirinya.
Semua orang telah mendengar kabar ini dan mereka memastikannya bahwa kabar ini adalah benar. Namun bagi Junaedi, Ia tetap tidak percaya sebelum Ia mendengar semuanya lewat mulut Jubaedah.
Ia langsung menanyakan hal ini kepada Jubaedah, agar kecemasannya tidak menumbangkan rasa percaya dirinya.
"Jubaedah, aku ingin menanyakan sesuatu, boleh?"
"Iya, ada apa Junaedi?" balas Jubaedah
"Apa kamu sudah punya pacar? Semua orang membicarakan kamu tentang hal ini" Junaedi melempar pertanyaan
Jubaedah terdiam sebentar, kemudian Ia menjawab pertanyaan dari Junaedi "Iya, aku sudah punya pacar. Namanya, Josep. Ia membacakanku puisi dan memberikan seikat bunga saat menyatakan perasaannya. Aku tidak bisa pungkiri bahwa aku sangat tersanjung. Lalu setelah itu, aku terima Ia sebagai pacarku sekarang. Maaf tidak memberitahukanmu tentang hal ini, Junaedi"
Junaedi terdiam, tepatnya membisu. Ia bahkan tidak tahu harus mengatakan apa. Apakah Ia harus mengucapkan selamat? Namun, hatinya tidak sedang bergembira. Apakah Ia harus berteriak? Lewat suara pun, jeritan hatinya tidak pernah akan terdengar.
Junaedi menyesali perbuatannya sendiri. Harusnya Ia lebih memilih ke toko bunga dibanding ke toko alat tulis untuk membeli hadiah sebagai ungkapan perasaannya kepada Jubaedah. Namun semuanya telah terlambat. Jubaedah lebih memilih seikat bunga ketimbang sekotak pulpen. Hati Junaedi benar - benar telah hancur sehancur - hancurnya. Bahkan bukan cuman hati, rasa percaya dirinya juga telah hancur. Penantian dan kepercayaan yang Junaedi berikan sepenuhnya kepada Jubaedah, hanya berbalaskan dengan kenyataan yang pahit.
. . .
Percaya diri merupakan hal yang positif. Dengan percaya diri, kita bisa melakukan suatu pekerjaan yang kelihatannya sulit menjadi lebih mudah. Percaya diri diperlukan agar kita tidak mudah menyerah.
Percaya atau tidak, percaya diri mampu membuat kita melampaui batas kemampuan. Namun jika seseorang memiliki percaya diri yang berlebihan, rasa percaya diri tersebut hanya akan membawa masalah. Karena semua hal yang dilakukan dengan 'terlalu' atau 'berlebihan' hanya akan berdampak buruk setelahnya.
Seperti misalnya kasus Si Junaedi barusan. Padahal dia telah tahu bahwa Jubaedah hanya menganggap Ia sebagai teman—setelah Si Junaedi memberikan sekotak pulpen sambil menyatakan perasaan. Namun bukannya sadar, Junaedi malah makin berharap dan 'terlalu' yakin bahwa Jubaedah bakal jadi miliknya. Nah, karena rasa percaya diri yang begitu besar, Junaedi juga harus siap menanggung resiko jika kepercayaan itu tiba - tiba hancur begitu saja. Namun kebanyakan orang saat rasa percaya diri mereka hancur, mereka merasa tak punya lagi alasan untuk hidup.
Percaya diri memang dibutuhkan, tapi jika percaya dirinya berlebihan, maka harus dihilangkan. Banyak orang mengatakan bahwa mencegah itu lebih baik daripada mengobati, karena itu gue akan menjelaskan bagaimana caranya mencegah rasa terlalu percaya diri sebelum rasa terlalu percaya diri tersebut membawa masalah ke diri kita sendiri, diantaranya :
1. Jangan Menilai Buruk Segala Sesuatu
Sesuatu yang membuat kita menjadi terlalu percaya diri salah satunya adalah karena kita merasa lebih baik dari yang lain. Kita pasti sering mendapat ledekan "Ngaca dulu deh sebelum ngomong" setiap hari. Menurut gue, ledekan itu sebenarnya bertujuan agar kita tidak menilai rendah siapapun. Biasanya, saat kita menilai rendah seseorang, kita akan membuat persepsi bahwa apa yang kita lakukan adalah benar dan apa yang orang lain lakukan adalah salah. Sederhananya kita akan ngotot bahwa pendapat kita selalu benar, padahal kan belum tentu. Setiap orang memang berhak melakukan penilaian masing - masing, namun setiap penilaian tidak musti selalu benar. Jangan terlalu percaya diri atas penilaian yang kita miliki, karena apabila penilaian itu tidak benar, rasanya seperti menghancurkan harga diri. Diam itu emas, bicara itu perak. Namun berfikir sebelum bicara adalah berlian, eh maksudnya briliant!
2. Kenali Batas Kemampuan
Percaya diri mampu membuat kita berpikir bahwa kita dapat melakukan apapun. Namun ada kalanya kita harus mengenali batas kemampuan agar rasa percaya diri kita tidak berlebihan. Kita perlu menentukan batas diri kita sendiri sebelum kita melangkah lebih jauh. Artinya, tidak semua hal yang ingin kita capai sesuai dengan kemampuan yang kita punya. Tidak semua hal yang kita pinta sesuai dengan kehendak kita. Setiap orang telah memiliki kemampuannya masing - masing, dan setiap masing - masing kemampuan tidaklah sama.
Jangan berkecil hati jika kita hanya memiliki satu kemampuan, namun patutlah waspada saat kita memiliki banyak kemampuan karena orang - orang akan bingung mengenali kita sebagai siapa. Misalnya kalian ahli bikin cendol, ya kalian bikin bisnis cendol hingga ke Mars. Atau kalian ahli bikin martabak, ya kalian buka restoran martabak hingga ke Kutub Utara. Dengan begitu orang - orang akan mengenal kamu sebagai tukang cendol atau tukang martabak. Ingat satu hal, kemampuan mampu membuat mengenali identitas diri kita sebenarnya.
3. Jangan Membuat Harapan Saat Tidak Ingin Mewujudkannya
Ini berkaitan dengan poin nomor 2. Jika kita belum mengenali batas kemampuan, artinya janganlah membuat harapan yang semestinya tidak ingin kita wujudkan. Jangan selalu membayangkan seperti apa hasilnya atas hal yang kita perbuat, namun jalani proses dan maknai hikmah yang kita dapat. Harapan akan terus muncul, namun kemudi harapan ada pada diri kita. Membuat harapan dapat menjadikan kita tampil percaya diri. Tapi tetap ingat, harapan yang terlalu tinggi akan menjatuhkanmu sedemikian sakit.
4. Selalu Ingat Tuhan
Inilah poin yang menurut gue paling penting, selalu ingat Tuhan. Hanya Tuhan yang mampu melakukan segala pekerjaan. Hanya Tuhan yang dapat mengabulkan segala permintaan. Dan sadarlah bahwa segala tindakan yang kita lakukan adalah dasar dari kehendak Tuhan, keinginan serta restu dari Tuhan. Mungkin kita butuh rasa percaya diri, tapi kita perlu percaya penuh kepada Tuhan. Garis bawahi, perlu bukan butuh. Dalam konteks ini, perlu adalah sesuatu yang harus kita lakukan setiap waktu, sedangkan butuh adalah sesuatu yang kita lakukan pada saat tertentu. Silahkan pilih, terlalu percaya pada diri sendiri atau percaya penuh kepada Tuhan?
Yap, itulah beberapa ulasan bagaimana caranya kita mencegah munculnya rasa terlalu percaya diri. Kita tentu tahu bahwa harapan, kepercayaan diri, ambisi dan obsesi membuat segalanya menjadi manis, namun kenyataan yang membuatnya menjadi pahit. Jangan 'terlalu' percaya diri, juga jangan terlalu percaya sama janji pacar yang katanya gak akan selingkuh. Iya, itu jangan dipercaya juga. Jangan mau hidup seperti kopi, yang nikmat diawal namun pahit diakhir. Tapi hiduplah seperti Susu Bendera Frisian Flag, nikmatnya hingga tetes terakhir *ini bukan ngiklan*
Sekian dan pamit undur diri. Jika ada tambahan masukan, kritik, saran atau perbendaan pendapat, silahkan ditulis di kolom komentar, oke? OKEEE!
. . .
Percaya diri merupakan hal yang positif. Dengan percaya diri, kita bisa melakukan suatu pekerjaan yang kelihatannya sulit menjadi lebih mudah. Percaya diri diperlukan agar kita tidak mudah menyerah.
Percaya atau tidak, percaya diri mampu membuat kita melampaui batas kemampuan. Namun jika seseorang memiliki percaya diri yang berlebihan, rasa percaya diri tersebut hanya akan membawa masalah. Karena semua hal yang dilakukan dengan 'terlalu' atau 'berlebihan' hanya akan berdampak buruk setelahnya.
Seperti misalnya kasus Si Junaedi barusan. Padahal dia telah tahu bahwa Jubaedah hanya menganggap Ia sebagai teman—setelah Si Junaedi memberikan sekotak pulpen sambil menyatakan perasaan. Namun bukannya sadar, Junaedi malah makin berharap dan 'terlalu' yakin bahwa Jubaedah bakal jadi miliknya. Nah, karena rasa percaya diri yang begitu besar, Junaedi juga harus siap menanggung resiko jika kepercayaan itu tiba - tiba hancur begitu saja. Namun kebanyakan orang saat rasa percaya diri mereka hancur, mereka merasa tak punya lagi alasan untuk hidup.
Percaya diri memang dibutuhkan, tapi jika percaya dirinya berlebihan, maka harus dihilangkan. Banyak orang mengatakan bahwa mencegah itu lebih baik daripada mengobati, karena itu gue akan menjelaskan bagaimana caranya mencegah rasa terlalu percaya diri sebelum rasa terlalu percaya diri tersebut membawa masalah ke diri kita sendiri, diantaranya :
1. Jangan Menilai Buruk Segala Sesuatu
Sesuatu yang membuat kita menjadi terlalu percaya diri salah satunya adalah karena kita merasa lebih baik dari yang lain. Kita pasti sering mendapat ledekan "Ngaca dulu deh sebelum ngomong" setiap hari. Menurut gue, ledekan itu sebenarnya bertujuan agar kita tidak menilai rendah siapapun. Biasanya, saat kita menilai rendah seseorang, kita akan membuat persepsi bahwa apa yang kita lakukan adalah benar dan apa yang orang lain lakukan adalah salah. Sederhananya kita akan ngotot bahwa pendapat kita selalu benar, padahal kan belum tentu. Setiap orang memang berhak melakukan penilaian masing - masing, namun setiap penilaian tidak musti selalu benar. Jangan terlalu percaya diri atas penilaian yang kita miliki, karena apabila penilaian itu tidak benar, rasanya seperti menghancurkan harga diri. Diam itu emas, bicara itu perak. Namun berfikir sebelum bicara adalah berlian, eh maksudnya briliant!
2. Kenali Batas Kemampuan
Percaya diri mampu membuat kita berpikir bahwa kita dapat melakukan apapun. Namun ada kalanya kita harus mengenali batas kemampuan agar rasa percaya diri kita tidak berlebihan. Kita perlu menentukan batas diri kita sendiri sebelum kita melangkah lebih jauh. Artinya, tidak semua hal yang ingin kita capai sesuai dengan kemampuan yang kita punya. Tidak semua hal yang kita pinta sesuai dengan kehendak kita. Setiap orang telah memiliki kemampuannya masing - masing, dan setiap masing - masing kemampuan tidaklah sama.
Jangan berkecil hati jika kita hanya memiliki satu kemampuan, namun patutlah waspada saat kita memiliki banyak kemampuan karena orang - orang akan bingung mengenali kita sebagai siapa. Misalnya kalian ahli bikin cendol, ya kalian bikin bisnis cendol hingga ke Mars. Atau kalian ahli bikin martabak, ya kalian buka restoran martabak hingga ke Kutub Utara. Dengan begitu orang - orang akan mengenal kamu sebagai tukang cendol atau tukang martabak. Ingat satu hal, kemampuan mampu membuat mengenali identitas diri kita sebenarnya.
3. Jangan Membuat Harapan Saat Tidak Ingin Mewujudkannya
Ini berkaitan dengan poin nomor 2. Jika kita belum mengenali batas kemampuan, artinya janganlah membuat harapan yang semestinya tidak ingin kita wujudkan. Jangan selalu membayangkan seperti apa hasilnya atas hal yang kita perbuat, namun jalani proses dan maknai hikmah yang kita dapat. Harapan akan terus muncul, namun kemudi harapan ada pada diri kita. Membuat harapan dapat menjadikan kita tampil percaya diri. Tapi tetap ingat, harapan yang terlalu tinggi akan menjatuhkanmu sedemikian sakit.
4. Selalu Ingat Tuhan
Inilah poin yang menurut gue paling penting, selalu ingat Tuhan. Hanya Tuhan yang mampu melakukan segala pekerjaan. Hanya Tuhan yang dapat mengabulkan segala permintaan. Dan sadarlah bahwa segala tindakan yang kita lakukan adalah dasar dari kehendak Tuhan, keinginan serta restu dari Tuhan. Mungkin kita butuh rasa percaya diri, tapi kita perlu percaya penuh kepada Tuhan. Garis bawahi, perlu bukan butuh. Dalam konteks ini, perlu adalah sesuatu yang harus kita lakukan setiap waktu, sedangkan butuh adalah sesuatu yang kita lakukan pada saat tertentu. Silahkan pilih, terlalu percaya pada diri sendiri atau percaya penuh kepada Tuhan?
Yap, itulah beberapa ulasan bagaimana caranya kita mencegah munculnya rasa terlalu percaya diri. Kita tentu tahu bahwa harapan, kepercayaan diri, ambisi dan obsesi membuat segalanya menjadi manis, namun kenyataan yang membuatnya menjadi pahit. Jangan 'terlalu' percaya diri, juga jangan terlalu percaya sama janji pacar yang katanya gak akan selingkuh. Iya, itu jangan dipercaya juga. Jangan mau hidup seperti kopi, yang nikmat diawal namun pahit diakhir. Tapi hiduplah seperti Susu Bendera Frisian Flag, nikmatnya hingga tetes terakhir *ini bukan ngiklan*
Sekian dan pamit undur diri. Jika ada tambahan masukan, kritik, saran atau perbendaan pendapat, silahkan ditulis di kolom komentar, oke? OKEEE!
Bagus broh.. Tapi gue malah lebih suka cerpen contohnya.. Kayak.... gue pengin ngambil sendiri poin-poin yang bisa gue pelajari dari cerita itu, tanpa perlu penjabaran di bawahnya.
BalasHapusAnyway.. You have a good sense of humor. Lanjut!
Oke bang terimakasih masukannya! :D
Hapusemang sengaja sih gue mau belajar bikin postingan yg panjang - panjang gitu deh bang
Wihhh dikomen sama bang Alit :D
BalasHapusLucu cerpen nyaaa XD Beneran ketawa aku. Menurutku kalo digabung sama tips jadi kepanjangan sih postingan nya. Tapi bagus kok. Salam kenal :)
Wah syukur deh kalo bisa menghibur :))
Hapusiya sih bener juga, tapi gue lagi belajar buat postingan yang agak berbeda, makanya sepanjang itu jadinya. Oke salam kenal juga! :D
Awalnya aku kirain mau lebih menunjukkan "Edah dan Junaedi yang masih tetap berhubungan baik meskipun ada adegan penembakan" ah tapi ternyata masih lebih banyak lagi poin yang bisa didapatkan :))
BalasHapusGue seneng kalo postingan gue banyak manfaatnya :))
Hapusthank you :D
ceritanya panjang bingit mas brow..sampe capek saya membacanya...bisa dijadikan novel dech..hehehe
BalasHapus*pijitin*
Hapuspoint nomer 1 betul banget nggak dipungkiri gue juga kadang suka nilai orang dari luarnya saja karena nggak boleh ngintip dalamnya :| *abikan*
BalasHapusLah iya ini bener juga :)) mau nilai orang dari dalem takut dikira ngintip, beh!
HapusHumor yang sarat dengan pesan. The Next Alitt Susanto nih hehee.
BalasHapusBtw, si Junaedy orang mana ya?
Amiin lah, seneng juga di The Next-in sama idola sendiri hehe :D
HapusIbunya Junaedi orang NTB, ayahnya orang medan, namun dia lahir di rumah dukun *lah
Dari awal gue baca, gue udah mikir karakter yg dibikin mirip kek supri dan ningsihnya bang alitt. Eh sampe coment bang alitt juga coment. Keren.. Haha..
BalasHapusCeritanya kocak, gue suka. Hahaha.. Keren juga ada tipsnya. Tapi kadang ambigu. Ini postingan cerpen atau tips.
Boleh sih tips terus dikasih cerpen, asal gak kepanjangan aja. Haha..
Tapi overall kerenn, kalo aku sih yes! :))
Emang gue terinspirasi dari tokoh Supri dan Ningsihnya bang Alitt hehe
Hapusiya sih panjang abis keliatannya, ada resiko bikin pembaca males duluan sebelum ceritanya selesai, tapi gue pengen coba sesuatu yang berbeda :D thanks bro udah beri komentar!
tadinya gue kira pembaca bakal 'disuruh' menyimpulkan sendiri apa aja nilai-nilainya. Ternyata di bawah-bawahnya dijelasin. Ceritanya bagus, bikin penasaran, mau baca ke bawah terus. :)
BalasHapusThanks a lot, dear :)
HapusWeee bener emang poin2 yang lo kasih.
BalasHapusDengan cerita panjang jadi bisa berilustrasi.. sipp...
thanks bro! you make me proud of me :D
Hapustulisan yg menarik. selera humor kamu pas. ga kurang, ga lebih xD thanks for write such a good story :)
BalasHapusKalo kata komentar di bawah sini, humornya PAS! :) thanks, dear.
HapusPAS!! Rasanya konflik itu sederhana tapi manfaat dan hikmahnya banyak yang bisa diambil :D
BalasHapusJadi mirip acaranya trans 7 nih, humornya PAS mantab! :D
Hapus