The Meaning of Friend

Teman
SUMBER

Apa yang lebih buruk dari hidup melarat dan dikerubungi oleh hutang? Yaitu hidup tanpa seseorang yang bisa kita sebut sebagai teman.  Yang kita tahu, teman tidak bisa diukur dengan materi. Teman tidak diperjual belikan atau dimasukkan dalam bon hutang. Teman tidak menghitung keuntungan atau kerugian. Yang paling kita tahu, bila bersama teman, hal apapun yang dilakukan adalah atas nama senang – senang.

Di kehidupan anak muda sekarang, ada perdebatan menarik yang selalu gue dengar dalam dunia nyata maupun sosial media, yaitu perbedaan antara teman sama sahabat. Menurut kalian apa sih yang berbeda dari keduanya? Lewat postingan ini gue akan berpendapat bahwa teman atau sahabat adalah hal yang sama. Emang sih, bunyi dan tulisannya tidaklah sama, tapi arti dari keduanya tidak juga berbeda. Teman adalah sahabat, sahabat adalah teman. Lagian nih ya, dalam sehari - hari juga kita nggak pernah tuh manggil teman atau sahabat kita dengan panggilan :
"Eh teman, kemana aja nih?"
"Eh sahabat, main yuuk!"

Yang paling sering kita panggil itu adalah sebagian dari namanya, kan? Kayak misalkan :
"Eh Jok, gue bagi es-nya dong" kalo misalkan namanya adalah Joko
"Eh Wan, maen futsal yok!" kalo misalkan namanya adalah Wawan, Iwan, Ridwan sama tersangka korupsi Tubagus Wardhana, itu juga dialiaskan jadi Wawan.

Kadang juga, ada yang manggil kayak pengen minta disambit :
"Eh, lu lagi, lu lagi, nyet.. Bete gue liat muka lu"

Atau yang lebih ekstrim :
"Eh sayang, kamu udah makan?"
"Nanti kita pulang bareng, yuk!"
Kalo yang di atas nih, itu contoh pertemanan antara dua lawan jenis dan salah satunya ada yang ngarep bisa jadian, tapi malah kejebak prenzon. Kasihan.

Jadi menurut gue, apapun itu sebutannya, teman, sahabat, kawan, fren, sohib, sobat dan sebutan lainnya, masing - masing punya arti yang sama. Anak - anak abege jaman sekarang aja yang bikin ribet. Semuanya dibuat jadi berbeda. Dipeta - petakan apakah yang ini masuk kategori teman, sahabat, kawan atau sialan. Padahal sebenernya, yang membuat semua itu terlihat berbeda adalah adanya teman yang akrab dan yang tidak. Teman yang sering kita kenal dan teman yang baru kita kenal. Kalo perbedaan ini terus ada dan terus dibahas, cuman akan berdampak ngabis - ngabisin oksigen dan menuh - menuhin isi kepala. Yang ada malah bikin puseng (pusing di unyeng - uyeng).


Kalo kata si Nova, cewek yang sering di PHP-in sama Zayn Malik ini pernah mengatakan, ada yang lebih penting daripada memperdebatkan hal di atas, yaitu sudah atau belumkah kita menjadi teman baik bagi teman - teman kita? Dan apakah diri kita telah setara dengan keinginan teman - teman kita? Dua usaha itu adalah jalan untuk menjadi dan mendapatkan teman baik.

Terus, gimana caranya kita tahu kalo kita itu sudah menjadi atau mendapatkan teman baik?
Gue pake cara yang simpel. Untuk tahu bahwa kita sudah menjadi atau mendapatkan teman baik, ukurannya begini, kayak misalkan : Kita tidak lagi malu memberitakan rahasia satu sama lain, tidak lagi minder dan kaku untuk memulai percakapan. Kita merasa percaya diri bila bersama mereka, merasa seperti orang asing bila tanpa mereka. Bila bersama mereka, banyak hal yang bisa dibahas berjam - jam tanpa ada jeda, koma, apalagi titik.
Melakukan aksi - aksi brutal atas kesepakatan bersama kayak seperti, cabut di jam pelajaran sekolah, tuker - tukeran vidio porno, tabok - tabokan di lampu merah, dan hal lainnya yang orang lain anggap aneh namun wajar bagi kita. Dan yang terpenting, kita yakin bahwa jati diri kita ada bersama mereka. Jika kalian telah merasakan hal - hal yang barusan gue sebutkan, selamat! Kalian telah menjadi atau memiliki teman baik.

Tapi terkadang, teman baik sekalipun juga pernah melakukan kesalahan, karena teman baik jugalah seorang manusia, bukan seseorang yang mengerti setiap hal apa yang sedang kita rasakan. Mungkin ada sebagian kata - kata yang tidak kita harapkan bakal keluar dari mulut mereka, dari cara bercanda mereka, yang bisa saja membuat diri kita seperti digebukin. Hati kita yang digebukin dan babak belur tanpa ada yang tahu. Ini yang bisa disebut ujian pertemanan. Apakah kalian akan memaklumi kesalahannya atau membesar - besarkan lalu kemudian timbul perselisihan?
Mungkin mereka nggak tau bahwa hal itu bisa menyakiti perasaan kita, atau sebenarnya mereka sudah tau, tapi mereka hanya menganggap itu sebuah canda yang sudah kebiasaan.

Pertemanan itu tak kalah penting dengan pacaran, karena itu pertemanan juga butuh yang namanya saling pengertian. Kalo enggak, kedepannya malah menimbulkan ketidaknyamanan dan masing - masing kembali pada sikap paling awal : menjauh lalu pura - pura gak kenal. Yap, pada akhirnya semua manusia itu adalah sama - sama egois. Yang membedakan adalah manusia yang bisa terima dan manusia yang tidak bisa terima.

Kembali lagi soal pertemanan, gue juga masih berusaha menjadi teman baik sesuai keinginan temen - temen gue, menghindari hal - hal yang tidak diinginkan juga, karena gue pernah turut merasakan rasanya diabaikan, dicuekin, tidak ditanggapi dan tidak didengar oleh temen sendiri. Sakit? Lebih, rasanya lebih dari sakit. Rasanya seperti menghancurkan harga diri.
Yap, meski hal itu rasanya sulit, sesulit mengeringkan jemuran di musim hujan, namun bukankah hal yang indah bila kita merasa dibutuhkan oleh orang - orang sekitar?

Terakhir, mungkin gue nggak akan pernah mengucapkan terima kasih secara langsung kepada temen - temen gue selama ini, selain takut dibilang najis, mereka pasti bakal nyeletuk "gue gak butuh terima kasih lu, wan. Hahahaha", namun kita sama - sama tahu, gelak tawa yang selalu ada diantara kita nggak pernah bohong. Kalian pandai mengubah rasa sedih menjadi rasa bahagia, kemudian rasa bahagia itu menghapus ketakutan yang gue rasakan. Mungkin kita pernah saling bosan, pernah dalam keadaan "awkward moment" karena kehabisan bahan candaan. Tapi lihat, kita tetap bertahan. Bersama. Bersama kalian, gue mampu. Tanpa kalian, gue nggak tau. Nggak peduli apa yang jadi kekurangan dari kalian, akan gue tutupi dengan kelebihan yang gue punya. Selesai. Itu bukan masalah.
Yang paling terakhir, untuk semuanya, terimakasih untuk hari kemarin, sekarang, dan hari - hari selanjutnya yang telah kalian siapkan untuk membuat gue tertawa.

16 Komentar:

  1. Intinya teman itu everything :D

    BalasHapus
  2. Lumayannnn lah daripada lumanyun. Loh :o

    BalasHapus
  3. cerita nya keren tapi lebih kerenan cerita gua sama zayn malik sih =))

    BalasHapus
  4. teman adalah apa ya.. segalanya deh hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. kamu berarti teman aku dong? kan kamu segalanya *halah*

      Hapus
  5. Teman adalah teman, bukan everything ataupun ehkriting. #lah #iniapaan

    BalasHapus
    Balasan
    1. teman saya ada yang rambutnya keriting, kok.

      Hapus
  6. Sahabat udah jadi bagian dalam hidup, seperti keluarga. Everything lah XD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut gue sih diibaratkan kayak oksigen, penting banget punya sahabat atau teman :))

      Hapus